Senin, 27 Desember 2010

Mari Berlayar Dengan Aman. (Sedikit menjelajah ke masa lalu)

Ada banyak cabang dalam asuransi, mulai dari asuransi kendaraan bermotor hingga asuransi jiwa. Seorang marketing asuransi pernah berkata: “Apa sih yang tidak bisa diasuransikan?” Masing-masing cabang asuransi memiliki karakter yang berbeda tergantung jenis pertanggungan yang ditutup. Kita akan membahas salah satu cabang asuransi tertua, yaitu asuransi pengangkutan barang (marine cargo insurance). Namun sebelum berlayar lebih jauh, saya akan mengajak Anda menjelajah ke masa lalu.

Saat itu jauh sebelum kita lahir, sebelum Starbucks berdiri dan sebelum Titanic tenggelam, orang-orang Yunani kuno sudah melakukan prinsip-prinsip dalam asuransi laut, salah satunya adalah prinsip General AverageSacrifice atau Pengorbanan Umum. Tindakan General Average dilakukan untuk keselamatan bersama. Salah satu teman Yunani kita sedang kesulitan di tengah samudera pasifik dengan kapalnya yang kandas. Sementara itu badai sedang mengintai lautan. Ia harus berpikir dan bertindak cepat. Lalu ia memutuskan untuk membuang beberapa muatan (cargo) ke laut guna meringankan beban kapal agar kapal bisa terus berlayar. Singkat cerita kapal dapat bergerak setelah beberapa muatan dibuang. Ia, kapal dan muatan yang lainnya sampai di tempat tujuan denan selamat. Dan untuk mengganti kerugian muatan yang dibuang ke laut maka pemilik muatan yang selamat memberikan kontribusi kepada pemilik muatan yang muatannya dibuang ke laut. Mereka melakukannya dengan adil.

Dan sejarah terus berlanjut hingga seorang pria bernama Edward T. Lloyd membuka sebuah kafe. Kafe ini tempat berkumpulnya kalangan elit di bidang perdagangan dan pelayaran. Di sini selain dapat menikmati kopi dan donat, mereka dapat saling bertukar informasi, gosip, keuangan dan yang terpenting adalah risiko.

“Bagaimana cuaca di lautan Hindia, Smithy?”

“Cerah … bagus untuk berlayar”

“Tapi aku khawatir pada Kapten Jack Sparrow.”

“Jack Sparrow sedang liburan ke Bali”

Seiring berjalannya waktu Llyod berubah menjadi sebuah perusahaan yang mempunyai anggota orang-orang kaya yang bersedia menanggung risiko perjalanan dimana sebelumnya si pemilik barang membayar sejumlah uang (premi) kepada mereka. Mereka disebut sebagai Underwriters.

“Kami akan berlayar, tuan. Do’akan keselamatan kami” ucap seorang saudagar.

“Selamat jalan, semoga sampai ke tempat tujuan” balas seorang underwritrer, melambaikan tangan dan mendo’akan mereka agar selamat.

Pembaca yang budiman, sama seperti itulah yang perusahaan asuransi lakukan hingga saat ini, selain menanggung risiko mereka pun mendo’akan kliennya agar selamat (disamping mengharapkan uang premi mereka).

Kini, asuransi pengangkutan barang tidak hanya melindungi muatan selama perjalanan di laut melainkan juga melindungi perjalanan di darat dan udara. Dan dari asuransi marine cargo inilah lahir bermacam-macam cabang asuransi lainnya termasuk asuransi jiwa.

Asuransi Kenapa Tidak?

Risiko memang sudah menjadi bagian hidup manusia baik itu sebagai individu atau kelompok. Tapi, apa itu risiko?

Ketika pertama kali mendengar kata risiko maka yang kita bayangkan adalah sesuatu yang tidak menyenangkan dan harus dihindari. Namun untuk sebagian orang risiko merupakan sebuah tantangan karena risiko bukanlah untuk dihindari melainkan dihadapi. Asuransi merupakan salah satu cara dalam menghadapi risiko yaitu dengan mengalihkan risiko dari tertanggung kepada penanggung (perusahaan asuransi). Apabila saya mengansuransikan rumah saya dari risiko kebakaran kepada perusahaan asuransi XYZ, itu artinya perusahaan asuransi XYZ memikul risiko kebakaran atas rumah saya.

Kita boleh bilang bahwa perusahaan asuransi adalah perusahaan yang aneh karena hidup dari risiko. Tapi perusahaan asuransi punya cara sendiri untuk bertahan. Mari kuberitahu rahasianya.

  1. Dengan memanfaatkan Hukum Bilangan Besar (The Law of The Large Number), yang berbunyi:

“Semakin banyak risiko yang diambil maka semakin sedikit risiko yang akan terjadi.”

Jika perusahaan asuransi menutup risiko kebakaran atas satu rumah, maka itu artinya kemungkinan terjadinya kebakaran hanya pada satu rumah itu. Lain halnya jika perusahaan asuransi menutup 1000 rumah atas risiko kebakaran yang masing-masing tersebar di beberapa wilayah di Bekasi. Maka jika terjadi kebakaran pada satu rumah di kelurahan A tidak akan berpengaruh pada rumah di kelurahan B (kecuali terjadi gempa bumi dahsyat). Mudah bukan? Dan inilah salah satu alasan mengapa perusahaan asuransi mencari banyak klien.

2. Perusahaan Asuransi memilih dan memilah risiko.

Perusahaan asuransi tidak akan menutup risiko yang sudah pasti terjadi atau risiko yang tidak aman. Seperti ketika kita keluar rumah saat mendung dan tidak membawa payung. Kita pasti akan basah jika hujan nanti.

Perusahaan asuransi selalu mengantisipasi terjadinya risiko dengan pengamanan terlebih dulu. Bahkan perusahaan asuransi lebih dari sekedar mensyaratkan kita membawa payung, kita pula harus memakai jas hujan dengan resleting yang baik, sepatu bot dan sarung tangan plastik. Jika kita masih basah karena hujan setidaknya itu bukan kelalaian kita. Dalam istilah asuransi inilah yang biasa dinamakan dengan proses Underwriting. Sedangkan orang yang melakukan underwriting dinamakan Underwriter.

Dari sini, bisakah kita membedakan antara asuransi dengan judi?

3. Reasuransi

Mungkin sebagian dari kita bertanya-tanya bagaimana sebuah perusahaan asuransi mampu melindungi sebuah pabrik yang bernilai ratusan milyar rupiah dan kemudian melindungi gedung lainnya atau kapal-kapal yang bernilai tinggi? Ternyata perusahaan asuransi punya dekengan di belakangnya. Ya, namanya Perusahaan Reasuransi. Karena perusahaan asuransi mempunyai kapasitas (kemampuan) terbatas dalam menampung risiko, maka kelebihan risiko tersebut dilimpahkan kepada perusahaan reasuransi.

Itulah tiga alasan mengapa perusahaan asuransi dapat bertahan dan alasan mengapa kita memercayakan perlindungan kita kepada perusahaan asuransi.

Tulisan berikutnya kita akan membahas tentang sejarah asuransi.

Senin, 18 Oktober 2010

Marine Cargo Underwriting

There are several aspects to underwrite the cargo insurance.

First is the legal aspect. Of course an underwriter must understand the basics of marine cargo insurance and contents policy.

For example the insurable interest in marine cargo insurance must be proven in the event of a claim. Unlike fire insurance where the insurable interest is proven since the beginning of insurance coverage.



Second is the technical aspect includes determining premiums and other requirements.

Of course as an underwriter of the first to do is make sure that the cargo is safe. It can be seen from the packing that is seaworthied, and vessel should already meet the standard, the insured's claims experience and so forth.

If the underwriters believe that everything is in conformity with the provisions, then that must be considered next is to check the capacity of the insurance company. Do not be afraid with the amount of coverage is great if everything was safe. Insurance companies can do the co-insurance if the capacity is less.

There is no standard in determining insurance premiums because it depends on the experience of each insurance company.

Minggu, 17 Oktober 2010

Salvage and Prizes

The term 'salvage' refers to the practice of rendering aid to a vessel in distress. Apart from the consideration that the sea is traditionally 'a place of safety', with sailors honour-bound to render assistance as required, it is obviously in underwriters' interests to encourage assistance to vessels in danger of being wrecked. A policy will usually include a 'sue and labour' clause which will cover the reasonable costs incurred by a shipowner in his avoiding a greater loss.

At sea, a ship in distress will typically agree to 'Lloyd's Open Form' with any potential salvor. The Lloyd's Open Form is the standard contract, although other forms exist. The Lloyd's Open Form is headed 'No cure - no pay'; the intention being that if the attempted salvage is unsuccessful, no award will be made. However, this principle has been weakened in recent years, and awards are now permitted in cases where, although the ship might have sunk, pollution has been avoided or mitigated. In other circumstances the "salvor" may invoke the SCOPIC terms (most recent and commonly used rendition is SCOPIC 2000) in contrast to the LOF (Lloyd's Open Form) these terms mean that the salvor will be paid even if the salvage attempt is unsuccessful. The amount the salvor receives is limited to cover the costs of the salavage attempt and 15% above it. One of the main negative factors in invoking SCOPIC (on the salvors behalf) is if the salvage attempt is successful the amount at which the salvor can claim under article 13 of LOF is discounted.

The Lloyd's Open Form, once agreed, allows salvage attempts to begin immediately. The extent of any award is determined later; although the standard wording refers to the Chairman of Lloyd's arbitrating any award, in practice the role of arbitrator is passed to specialist admiralty QCs.

A ship captured in war is referred to as a prize, and the captors entitled to prize money. Again this risk is covered by standard policies.

Actual Total Loss and Constructive Total Loss

These two terms are used to differentiate the degree of proof where a vessel or cargo has been lost.

An Actual Total Loss refers to the situation where the position is clear and a Constructive Total Loss refers to the situation where a loss is inferred. In practice, a Constructive Total Loss might also be used to describe a loss where the cost of repair is not economic; ie a 'write-off'.

The different terms refer to the difficulties of proving a loss where there might be no evidence of such a loss. In this respect, marine insurance differs from non-marine insurance, where the insured is required to prove his loss. Traditionally, in law, marine insurance was seen as an insurance of 'the adventure', with insurers having a stake and an interest in the vessel and/ or the cargo rather than, simply, an interest in the financial consequences of the subject-matter's survival.